puisi-alam murka

setelah fenomena ini
ntah siapa lagi yang menangis
ntah siapa lagi yang kehilangan ternak
ntah berapa banyak lagi yang kehilangan sahabat
ntah siapa lagi yang kehilangan saudaranya
ntah ibu mana lagi yang kehilangan anaknya
bahkan ntah berapa banyak lagi atau ntah
 siapa lagi yang kehilangan harapannya
tuhan terlalu singkat semua terjadi bahkan hanya
sekelip mata, 
mengapa semua terjadi apakah anak manusia sudah tak kenal 
lagi dengan norma'' adat atau memang tuhan sudah bosan melihat dosa
dan dosa lagi tak usah saling menyalahkan tangan'' nakal atau 
mengkaji lebih jauh,
tak usah dan tak perlu menyalahkan masa lalu atau 
salah siapa atau dosa siapa tapi benahi diri sendiri
walau kadang tersesat dalam mimpi atau tersesat dalam hayal fantasi
tapi hanya satu tuhan sadarkan kami atas wabah desa kami mengapa 
kami sering kehilangan kendali sehingga alam murka.

0 komentar:

Posting Komentar